KanalBorneo.id Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) di Aula Rumah Dinas Bupati Kapuas Hulu, Putussibau, pada Kamis (4/9/25) pagi. Rakor tersebut membahas tentang perkembangan situasi politik beberapa hari terakhir ini ditingkat nasional maupun daerah
Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Roberto Aprianto Uda mengatakan situasi nasional sampai tadi malam masih terjadi unjuk rasa, ada 13 Polda yang didemo dengan masyarakat yang anarkis. Polri, TNI dan Pemda ikut terjunkan personil untuk amankan kondisi.
“Kapuas Hulu sampai hari ini tidak ada demo dan unjuk rasa,” ujarnya.
AKBP Roberto juga memaparkan penanganan kasus yang pihaknya proses dari Januari hingga Agustus, yaitu sebanyak 29 kasus konvensional, 5 kasus transnasional dan narkoba 28 kasus.
“Salah satu kasus Narkoba yang kita ungkap adalah shabu dengan 77 kilogram berat bersihnya, lalu 54.287 butir ekstasi beratnya 18 kilogram, dan ini rekor tertinggi, Tuhan memberikan jalan agar masyarakat bisa terselamatkan dari narkotika,” ucapnya.
Terkait dengan pengamanan daerah Kapuas Hulu sebagai tuan rumah MTQ Kalbar ke 33, Polres Kapuas Hulu telah menugaskan 113 personil Polri, didukung kendaraan dan perangkatnya. Ini adalah sesuai kebutuhan yang diminta oleh panitia MTQ.
“Selain personil yang diminta, kami juga mendukung secara penuh, Polres turun full bila keadaan membutuhkan. Pengamanan kedepan tetap keterpaduan TNI Polri dan Pemda,” ujarnya
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengatakan situasi nasional dan daerah saat ini memang ada gejolak, untuk Kapuas Hulu memang tidak ada. Namun ada arahan dan petunjuk Mendagri agar Pemda wajib koordinasi dan konsolidasi dengan semua pihak untuk menjaga keamanan daerah.
“Saya minta Camat dan Forkopincam serta tokoh masyarakat untuk berkomunikasi baik dengan masyarakat, jaga situasi daerah agar tetap aman,” ujarnya.
Bupati Fransiskus mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruhi berita hoax. Pihaknya pun mengajak rekan media untuk memberikan pemberitaan yang mendukung terwujudnya situasi daerah menjadi kondusif.
“Penyampaian pendapat itu tidak masalah, tapi aksi anarkis itu yang salah. Kejadian lalu di daerah lain memang ada pengaruh dari postingan medsos yang memprovokasi tindakan anarkis,” ucapnya.
Selaku Pimpinan Daerah dan Ketua Panitia MTQ Kalbar, Fransiskus mengharapkan dukungan semua pihak, seluruh elemen masyarakat untuk ikut mensukseskan kegiatan tersebut.
“Saya mohon dukungan masyarakat agar kegiatan ini berjalan dengan baik,” tuntasnya.
Dalam rakor kali ini terlibat unsur Forkopimda Kapuas Hulu, para Kepala OPD Kapuas Hulu, Camat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan.