KanalBorneo.id Ketua TP. PKK Kabupaten Kapuas Hulu Ny. Angeline Fremalco membuka acara lomba memasak tradisional dalam rangka Pekan Gawai Dayak Ke 2 Kapuas Hulu di Putussibau Utara, Kapuas Hulu, pada Jumat (21/07/2023). Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan turut hadir pada kegiatan tersebut, adapun jumlah peserta yang mengikuti perlombaan memasak tradisional sebanyak 15 peserta dari masing – masing sangar.
Pada kesempatan tersebut Ketua TP. PKK Kabupaten Kapuas Hulu Ny. Angeline Fremalco menyampaikan, merasa sangat senang dan berbanga bisa melaksanakan kegiatan ini, Dimana dalam momen lomba masak tradisional kita bisa menggali sumber – sumber masakan asli masyarakat Dayak, yang diolah dengan cara tradisional, tapi kita juga mengali masakan Dayak yang bisa dimakan berbagai kalangan.
“Jadi ibu- ibu disini akan berkereasi dengan makan – makanan tradisional mareka, setelah saya coba, saya cukup kaget ternyata banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan, ada banyak bahan – bahan alam yang harusnaya lebih sering kita gunakan di kapuas hulu, seperti ada salah satu daun pengganti penyedap rasa, inilah tujuan dari lomba ini, jadi kita menggali yang mungkin sudah lama, sudah mulai dilupakan, tetapi dengan adanya lomba ini, kita gali kembali dan kita budayakan kembali untuk makanan seperti ini, makanan ini rata – rata makanan sehat karena tidak mengunakan penyedap, tidak mengunakan pengawet, bahkan saya jarang sekali yang mengunakan minyak, jadi banyak yang di masak dalam bambu, kalau masyarakat kita kembali lagi ke metode seperti ini, saya rasa kita bisa lebih sehat karena minim penyedap, minim pengawet, tidak seperti makanan kita sekarang,” Katanya.
Angeline juga berharap masyarakat Dayak Kapuas hulu bisa kembali ke masa lalu dengan makanan – makanan ini dan bisa dikenalkan ke anak cucu mareka, sehingga melestarikan makanan tradisional kita.
“Sekali lagi kita sangat menyambut positif dan mudah – mudahan lomba – lomba seperti ini di teruskan di tahun – tahun kedepan dan gawai Dayak juga bisa dilaksanakan secara rutin setahun sekali,” ujarnya.
Hal terpenting lainnya, kata Angeline, adalah bagaimana caranya supaya makanan tradisional Dayak itu juga dikenal masyarakat non Dayak, karena kalau dari sisi ekonomi pastinya profitnya lebih besar kalau pasarnya lebih luas, Selama inikan, makanan dayak identik pasarannya hanya untuk orang dayak saja, padahal banyak sekali makanan dayak yang halal karena banyak dari ikan yang bisa juga dikonsumsi masyarakat non dayak, sehingga bisa semakin dikenal dan terbuka untuk peluang bisnis kulinernya, kita harus mendobrak mayset bahwa makanan orang dayak itu hanya untuk orang dayak, kayak orang di luar dayak bisa mencicipi makanan dayak.
“Mudah mudahan pelan pelan masyarakat luar semakin mengenal kuliner – kuliner dayak kalau sudah begitu mungkin pasarnya lebih luas,Tugas utama kita adalah bagaimana masakan dayak itu dikenal di luar dayak dan dikonsumsi di luar dayak,” Katanya.
Sementara itu Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan Mengapresiasi atas terlaksananya lomba memasak tradisional dalam rangka Pekan Gawai Dayak Ke 2 Kapuas Hulu.
Sebagai informasi tambahan, lomba memasak tradisional di ikuti 15 peserta. Juara I jatuh pada sanggar Sandau Ari, Juara II adalah sanggar Tubun Situn, Juara III adalah sanggar Terabai, Juara Harapan I adalah sanggar Naluri Budaya dan Juara Harapan II adalah sanggar Lulu Tengang.